#ArtikelKeren • Empat Cara Mengukur Pasar
Estubizi X DailySocial • Kapanpun Anda meluncurkan produk atau layanan baru, Anda harus membuat asumsi mengenai seberapa banyak orang yang akan menggunakanny...View More#ArtikelKeren • Empat Cara Mengukur Pasar
Estubizi X DailySocial • Kapanpun Anda meluncurkan produk atau layanan baru, Anda harus membuat asumsi mengenai seberapa banyak orang yang akan menggunakannya; namun, asumsi saja tidak akan membantu Anda menjual produk, bertemu investor dan menawarkan usaha Anda.
Untuk hal tersebut, Anda perlu angka yang akurat. Tidak semua orang akan menjadi pelanggan Anda. Tidak ada bisnis di dunia, bahkan sekelas Google, yang berhasil membuat semua orang di dunia menjadi pelanggan mereka.
Jadi, jika Anda ingin memenangkan pasar, Anda harus menentukan siapa yang benar-benar akan menggunakan layanan atau produk Anda, bukan siapa yang sekiranya akan tertarik dengan produk atau layanan Anda.
https://www.network.estubizi.com/blog/144/empat-cara-mengukur-pasar/
#estubizi #estubizinetwork #marketing
#ArtikelKeren • Wardah di Harvard
Senin, 25 Februari 2019
Oleh: Dahlan Iskan
Wardah jadi bahasan di Boston. Di Harvard Business School. Masuk dalam Harvard Business Review. Tanggal 7 Februari lalu.
...View More#ArtikelKeren • Wardah di Harvard
Senin, 25 Februari 2019
Oleh: Dahlan Iskan
Wardah jadi bahasan di Boston. Di Harvard Business School. Masuk dalam Harvard Business Review. Tanggal 7 Februari lalu.
Topik yang dibahas adalah 'strategi global'. Khususnya mengenai fenomena zaman ini: mengapa produk-produk global tergerus oleh produk lokal.
Kasusnya terjadi di tiga negara: Indonesia, Tiongkok dan India. Tiga negara yang berpenduduk besar. Dengan kekhasan penduduk lokal masing-masing.
Di masa lalu tidak demikian. Kosmetik yang berjaya di negara-negara itu adalah produk asing. Dari perusahaan kelas global.
Di Surabaya pernah muncul merk Viva. Milik teman saya. Topnya bukan main. Tapi belum pernah bisa mencapai yang dicapai Wardah sekarang.
Dan lagi Viva tidak pernah berhadapan langsung dengan produk Unilever. Seperti yang dilakukan Wardah sekarang.
Belum pernah produk global menemui tantangan seberat sekarang ini di Indonesia.
Kini market share mereka merosot. Merk global seperti Estée Lauder, Colgate, Avon, Axe, Olay dan sejenisnya dimakan oleh produk lokal.
Di Tiongkok sangat nyata. Dari 10 besar kosmetik yang disukai, lima di antaranya sudah kosmetik lokal.
Pun yang nomor satu paling laris: One Leaf (一叶子). Ada lagi merk seperti Chando. Yang di Tiongkok disebut 自然堂 (Zìrántáng).
Penjualan Chando lewat Taobao dan Tmall-nya Alibaba mencapai 90 juta yen. Sekitar Rp 200 miliar. Hanya dalam sebulan (Juni-Juli 2017).
Di India merk seperti Vini mencuri pasar yang sangat besar. Vini didirikan di negara bagian Gujarat. Jauh dari New Delhi atau Mumbay. Kantor pusatnya di kota Ahmad abad.
Saking suksesnya begitu banyak investor yang mengincarnya. WestBridge Capital Partners LLC ingin membeli saham mayoritasnya. Dengan nilai --tarik nafas-- 9 miliar rupee. Atau sekitar Rp 2 triliun. Hanya untuk 51 persen saham.
Lebih hebat lagi di Indonesia. Menurut riset yang dilakukan Accenture Strategy Wardahlah 'tersangka'-nya.
Wardah bukan hanya menggerogoti. Justru sudah mengalahkan. Bersejarah. Produk lokal mengalahkan kosmetik global.
Dua penulis global strategy di Harvard Business Review itu sendiri adalah pelaku risetnya: Sonia Gupta dan Oliver Wright.
Accenture, yang berpusat di London, lantas memberikan saran-saran. Apa yang harus diperbuat perusahaan global itu.
"Sebetulnya Wardah hanya sedikit mengambil pasar mereka," ujar Bu Nurhayati. Pemilik Wardah itu memang sangat rendah hati. Sederhana.
"Kami memang tumbuh pesat. Tapi sebenarnya kami ini membuat pasar baru," tambah Pak Subakat, suaminya.
Suami-istri ini sama-sama lulusan ITB. Istri asli Padang. Suami orang Solo. Dua anak laki-lakinya juga lulus ITB. Harman Subakat dan Salman Subakat. Hanya anak perempuannya, Sari, yang lulusan UI. Dokter.
"Kenapa Sari tidak dipaksa sekalian kuliah di ITB? " tanya saya. Setengah bergurau.
"Sebenarnya sudah kami paksa," jawab sang ibu. Serius. "Anak ini justru tipe menolak kalau dipaksa," tambahnya. Contohnya soal renang. "Dia tidak bisa renang karena justru pernah dipaksa renang. Sampai didorong ke kolam renang," ujar sang ibu.
Sang putri hanya tersenyum mengiyakan.
Saya akhirnya bertemu seluruh keluarga pemilik Wardah. Saya diundang ke forum Wardah Sabtu lalu. Di salah satu hotel di Ancol. Seluruh manajernya kumpul. Dari Aceh sampai Papua. Lebih dari 500 orang.
Saya tidak mengenal lagi Salman Subakat. Yang menyambut saya di depan. Dulu, waktu pertama bertemu, ia pakai jas. Yakni saat saya minta Salman jadi pembicara. Di ulang tahun pertama DisWay. Di Surabaya.
Sabtu lalu Salman tidak bedanya dengan karyawan Wardah lainnya: mengenakan baju biru muda lengan pendek. Celananya jeans. Persis para manajer yang lagi berkumpul itu.
Ternyata Harman Subakat juga mengenakan baju itu. Bapaknya juga. Ibunya juga. Adik perempuannya, Sari, juga. Saya suka dengan seragam Wardah itu. Seragam tapi tidak terasa seragam. Karena potongan, warna dan pilihan kainnya yang casual.
Dari seragam itu saja saya tahu kultur apa yang hidup Wardah. Sederhana. Egaliter. Saling menghormati.
Saya juga tahu manajemen seperti apa yang diterapkan di Wardah. Terbuka. Tidak rumit.
Karena itu saya tidak mau ceramah panjang di forum itu. Saya sudah merasa cocok dengan gaya manajemen Wardah. Saya seperti menemukan cermin besar untuk diri saya. Di situ.
Tentu banyak perusahaan asing yang mengincar Wardah. Tapi keluarga Nurhayati tidak seperti Vini di India.
Uang triliunan rupiah memang banyak. Tapi Wardah masih tahan godaan seperti itu.
Dari gaya penampilan manajemennya Wardah bukan jenis yang mudah tergoda apa saja.(dahlan iskan)
https://www.disway.id/r/372/wardah-di-harvard
Wardah di Harvard - DI's Way
Wardah jadi bahasan di Boston. Di Harvard Business School. Masuk dalam Harvard Business Review. Tanggal 7 Februari lalu.
Topik yang dibahas adalah 'strategi global'. Khususnya mengenai fenom
Senang sekali kami menerima kunjungan Startup binaan IBTIE Inkubator Bisnis Teknologi Informasi dan Elektronika dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Selama 4 hari, 23-26 April 2019, mereka mendapat bimbin...View MoreSenang sekali kami menerima kunjungan Startup binaan IBTIE Inkubator Bisnis Teknologi Informasi dan Elektronika dari Provinsi Sulawesi Selatan.
Selama 4 hari, 23-26 April 2019, mereka mendapat bimbingan dan sharing dari para Mentor Estubizi Network.
Selamat berjuang membangun startup yang memberikan solusi bagi masyarakat di Sulawesi Selatan dan Indonesia.
Salam sukses selalu dari Estubizi.
Mengapa Ada Estubizi Network?
Suatu hari ada seorang sahabat datang kepada saya dan bertanya, "Bagaimana ceritanya bahwa Estubizi sudah melayani 1.000+ startup dan entrepreneur sejak 2009, dan kini t...View MoreMengapa Ada Estubizi Network?
Suatu hari ada seorang sahabat datang kepada saya dan bertanya, "Bagaimana ceritanya bahwa Estubizi sudah melayani 1.000+ startup dan entrepreneur sejak 2009, dan kini tinggal 50% yang aktif?"
.
Sesungguhnya tidak lah mudah untuk menjawabnya secara pasti. Di berbagai media, sering diutarakan bahwa tingkat kegagalan entrepreneur itu sangat tinggi.
Bahkan sebuah media global tentang bisnis startup mengatakan: "Most startups fail!". Skornya lebih dari 90%. Banyak juga di antaranya, startup gagal justru setelah menerima pendanaan dari investor.
Itulah sebabnya mengapa kini kami berjuang untuk membentuk ekosistem freelancer, startup dan entrepreneur yang kami beri nama Estubizi Network.
Harapan kami, kelak Estubizi Network menjadi salah satu jejaring pengaman bisnis startup dan entrepreneur di Indonesia.
Bagaimana dan apa yang kami lakukan?
1. Mengajak 50+ partner perusahaan yang memiliki komitmen kuat untuk membantu startup dan entrepreneur.
.
2. Mengajak 50+ mentor yang terdiri dari para profesional lintas profesi dan entrepreneur berpengalaman.
.
3. Mengajak 50+ coworking space di 50 kota di Indonesia untuk bergotong royong (kolaborasi).
.
4. Menggamit 20+ perusahaan penyedia konten artikel dan video terbaik tentang startup dan entrepreneur.
Apakah Estubizi Network akan berhasil mencapai misinya? Saya tidak tahu.
Yang saya tahu - perusahaan yang saya bangun bersama Lily Nababan, Emanuelle Naba dan Timmy Naba ini - akan terus berjuang untuk mengurangi tingkat kegagalan startup dan entrepreneur di Indonesia.
Semoga Tuhan berkenan.
https://www.network.estubizi.com
#estubizi #estubizinetwork #freelancer #startup #entrepreneur #IndonesiaLebihBaik
Estubizi Network - Learn, Get Inspired and Grow Together.
Komunitas Estubizi Network adalah platform yang menghubungkan freelancer, startup, entrepreneur, mentor dan coworking space di seluruh Indonesia.
Halo Startup keren!
Ini ada International Startup Competition dari Korea. Mungkin kamu tertarik untuk menguji ketangguhan bisnismu sambil belajar banyak dari startup mancanegara.
Tidak usah terlalu ...View MoreHalo Startup keren!
Ini ada International Startup Competition dari Korea. Mungkin kamu tertarik untuk menguji ketangguhan bisnismu sambil belajar banyak dari startup mancanegara.
Tidak usah terlalu dipikirkan hadiahnya, tetapi fokus pada mencari pengalaman dan jejaring internasional.
Maju terus Startup Indonesia! 👍🇮🇩
_____
Calling all startups and entrepreneurs!
Here’s how you can get the funding needed to scale your business: Pitch your best ideas to Korea’s most important investors, corporates and industry leaders!
Find out more at http://kicc.sg/kstartupgc-2019/
Here’s what entrepreneurs stand to gain with K-Startup Grand Challenge 2019:
→ Over USD$120,000 worth of grant funding
→ Guidance and advice from our team of tech start-up experts on how to differentiate your business
→ Dedicated mentor sessions and workshops with some of Korea’s most prominent tech experts, all designed with your long-term success in mind
→ Networking opportunities and business advices from Korea’s biggest veterans like Samsung, LG and Hyundai
→ Understand the secrets to successful escalation and break into the lucrative North Asia market
Applications for the K-Startup Grand Challenge 2019 are now open!
A glimpse of our 2018 winners and the potential rewards you can expect:
2018 Grand Prize Winner: NodisCorp received an estimate funding of USD$700,000 and were able to improve their productivity with Korean partnerships
2018 Gold Prize Winner: Tespack is expected to re-locate their headquarter and R&D center to Korea, having attained a license to fundraise locally
Are you game? One pitch is all it takes.
Click here, http://kicc.sg/kstartupgc-2019/, to kickstart your journey to becoming Asia’s next unicorn!
Pertemuan bisnis tentu membutuhkan tempat yang tepat agar pembahasan dapat berjalan efektif.
Coworking space menjadi tempat profesional yang didesain untuk meningkatkan produktivitas kerja, termasuk ...View MorePertemuan bisnis tentu membutuhkan tempat yang tepat agar pembahasan dapat berjalan efektif.
Coworking space menjadi tempat profesional yang didesain untuk meningkatkan produktivitas kerja, termasuk dalam hal pertemuan bisnis karena ruang yang nyaman dan fasilitas yang mendukung bahasan bisnis.
Mari bekerja bersama di coworking space dan tingkatkan peluangmu berkolaborasi. Info lengkap coworking Estubizi, cek saja: www.estubizi.com/coworking-space
#Estubizi #coworkingspace #ruangkerjabersama #rapat #pertemuan #bisnis #rapatbisnis #pertemuanbisnis #perjanjianbisnis #kolaborasi #kerjasama #coworkingspacejakarta #coworkingspacejakartaselatan #RayakanKolaborasimu
Mentor tak seperti konsultan atau penasehat, yang hanya peduli tentang usaha bisnis saja
Mentor mendukungmu untuk mengembangkan keterampilan bisnismu secara pribadi sebagai seorang pemimpin bisnis
S...View MoreMentor tak seperti konsultan atau penasehat, yang hanya peduli tentang usaha bisnis saja
Mentor mendukungmu untuk mengembangkan keterampilan bisnismu secara pribadi sebagai seorang pemimpin bisnis
Seperti contoh, ia bisa membantu dan mengarahkanmu cara melihat situasi dan mengambil tindakan sebagai seorang pemimpin
Pengalaman mentor dalam berbisnis dapat memberikan pandangan yang dapat menuntunmu menjadi pebisnis yang selalu berprogres
Di Estubizi kamu dapat bertemu mentor-mentor dari beragam bidang bisnis. Ayo mentoring di Estubizi! Info mentoring, DM kami ya
#MentorEstubizi #Estubizi #mentor #bisnis #mentorbisnis #idebisnis #strategibisnis #keuangan #kendalimutu #brand #mentoring #mentorjakarta #mentorjakartaselatan #RayakanKolaborasimu
Calling For All #Creativepreneur
Bali Creative Industry Center (BCIC) yang merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian akan me...View MoreCalling For All #Creativepreneur
Bali Creative Industry Center (BCIC) yang merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian akan melaksanakan program Creative Business Incubator 2019!
Program ini ditujukan bagi pelaku usaha Industri Kreatif bidang Kriya dan Fesyen dari seluruh Indonesia yang berusia di bawah 28 tahun. Program dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, pada tahap pertama peserta akan mengikuti sesi camp dengan pembelajaran di kelas dan tugas lapangan.
Pada tahap kedua, peserta akan mengikuti sesi coaching. Selama sesi coaching, peserta akan dipandu untuk bisa menentukan target pengembangan bisnis (Scalling-Up) dan bagaimana melakukan eksekusi pencapaian target tersebut. Adapun jangka waktu pelaksanaan program ini adalah 2 (dua) tahun.
Selain itu, peserta berkesempatan untuk mendapatkan fasilitasi lain dari Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Kementerian Perindustrian seperti kepesertaan pameran dalam dan luar negeri, fasilitasi pendaftaran merk (HKI) dan akan dilibatkan dalam program lain yang dilaksanakan oleh Ditjen IKMA Kementerian Perindustrian.
Registrasi melalui https://bit.ly/CBI-BCIC2019
Kemudian kirimkan formulir pendaftaran melalui email ke bcic.inkubator2019@gmail.com
Program ini gratis dan akan dilakukan seleksi..!
page=1&callback_module_id=pages&callback_item_id=150&year=&month=
Load More